Ngaji kitab "An-Nurul Mubin fi Mahabbati Sayyidil Mursalin" karya Hadratussyekh KH. Muhammad Hasyim Asy'ari.
Ngaji kitab "An-Nurul Mubin fi Mahabbati Sayyidil Mursalin" karya Hadratussyekh KH. Muhammad Hasyim Asy'ari. Di Mushalla Al-Fattah, Jedong, Tambaksari, Surabaya. Ahad malam, 24 Desember 2017. Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 H.
Topik pembahasan: Tanda-Tanda Mencintai Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Menurut Kiai Hasyim dalam kitab karyanya ini, ada beberapa kriteria mereka yang mencintai Kanjeng Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam:
1. [Senantiasa meneladani Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Melaksanakan sunnahnya, mengikuti sabdanya, mencontoh perbuatannya, melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Mengikuti akhlaknya, baik dalam kondisi sulit maupun mudah, maupun dalam kondisi senang ataupun tidak senang. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali Imran 31.]
2. [Banyak menyebut namanya. Karena orang yang mencintai sesuatu/seseorang, dia akan banyak menyebutnya.]
Ini berarti tanda mencintai Rasulullah adalah banyak bershalawat kepadanya. Shalawat adalah ibadah yang istimewa. Sebab, Allah bersama malaikatnya senantiasa bershalawat kepada Rasulullah. Allah memberikan contoh terlebih dulu, kemudian memerintahkan agar orang-orang yang beriman bershalawat kepada Nabi, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ahzab 56.
Rasulullah shallahu alaihi wasallam dalam banyak sabda beliau mengemukakan fadhilah shalawat, antara lain: 1 kali shalawat dibalas oleh Allah sepuluh kali lipat, siapa yang bershalawat akan mendapatkan syafaat di hari kiamat, dan berbagai keutamaan shalawat sebagaimana dijelaskan oleh beliau dalam berbagai sabda mulianya.
Demikian istimewanya shalawat ini, para ulama sebagaimana disebutkan oleh Sayyid Zaini Dahlan berpendapat apabila setiap amal ibadah bisa tertolak atau gugur pahalanya karena salah niat, kecuali bacaan shalawat. Diniati apapun, pahala membaca shalawat tetap diperoleh.
3. [Di antara tanda mencintai Rasulullah adalah senantiasa merindukan bertemu dengannya. Karena orang yang mencintai pasti bahagia bertemu dengan sosok yang dicintai]
Sebagai perindu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, umat Islam Indonesia layak berbangga. Karena di negeri ini umat Islam-nya sangat gemar bershalawat. Sejak Walimatul Urusi, prosesi hamil 3 & 7 bulanan, walimatut tasmiyah/aqiqah, anak khatam al-Qur'an, tasyakuran dan selamatan, semua ada prosesi pembacaan shalawat Nabi. Bahkan saking populernya prosesi pembacaan shalawat Nabi, kitab-kitab maulid Nabi dalam bentuk madah lebih bisa dinikmati, dari Maulid Al-Barzanji, Ad-Diba'i, Burdah, Simtud Duror, hingga Ad-Dhiyaul Lami'-nya Habib Umar bin Hafidz. Semua digemari di negeri ini. Grup-grup shalawat juga semakin banyak. Bentuk ekspresinya juga variatif: ada yang berpola modern seperti Habib Syekh, ada pula yang masih mempertahankan pola tradisional seperti Ishari-nya NU, al-Banjari, dan lain sebagainya. Atau Remaja Masjid Al-Fattah yang dengan merdu mengumandangkan al-Barzanji sebelum acara dimulai.
4. [Di antara tanda memcintai Rasulullah adalah sangat mengagungkannya dan menghormatinya saat menyebut namanya serta memperlihatkan kerendahan hati disertai kekhusyu'an saat mendengar namanya]
Dengan kebeningan hati dan kerinduan yang memuncak kepada Baginda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, para kekasih Allah menggubah berbagai redaksi shalawat yang memiliki fadhilah masing-masing. Misalnya Shalawat Nariyah/Shalawat Taziyah/Shalawat Tafrijiyah yang disusun oleh Syaikh Ahmad At-Tazi al-Maghribi, Shalawat Fatih-nya Syaikh Muhammad al-Bakri, Shalawat Badawiyah-nya Sayyid Ahmad al-Badawi, Shalawat Kubro, Shalawat Munjiyat, dan sebaginya. Dalam "Afdhalus Shalawat ala Sayyid As-Sadat", Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani mencatat kurang lebih ada 70 macam redaksi shalawat yang disusun oleh para ulama.
Semua disusun sebagai bentuk kecintaan kepada Rasulullah sekaligus membina umat agar mencintai beliau shallallahu alaihi wasallam. Setidaknya, kita meng-ugemi shalawat dengan secara rutin membacanya setiap hari. Sebab, lidah yang terbiasa dipakai ghibah dan namimah seperti lidah kita hanya bisa dibasuh dengan istighfar dan shalawat.
5. [Di antara tanda cinta kepada Rasulullah adalah mencintai orang yang mencintainya, mencintai para ahlul baitnya, para sahabatnya dari kalangan Anshor dan Muhajirin, serta memusuhi orang yang memusuhi mereka dan membenci orang yang membenci dan mencela mereka. Karena orang yang mencintai sesuatu dia akan menyukai orang yang mencintai itu dan membenci orang yang membenci sesuatu itu].
6. [Di antara tanda mencintai Rasulullah adalah mencintai Al-Qur'an].
Ayo rek, dicek. Seberapa sering kita membaca al-Qur'an dan membaca fesbuk, twitter dan aplikasi medsos. Kalau lebih sering membuka yang terakhir (seperti yang sering saya lakukan. Hiks. Ampun boooos!!!) berarti iman kita perlu dicharge. Karena seperti batre hape, kondisi iman kita naik turun. Lebih sering tidak stabil. Agar penuh dan stabil, kita perlu lebih sering menyapa mushaf...Sebab, al-Qur'an adalah satu-satunya mukjizat yang istimewa. Para rasul memiliki mukjizat yang tidak bisa ditiru umatnya: Nabi Ibrahim yang dibakar tapi tidak mempan, Nabi Musa yang bercakap-cakap dengan Allah dan membelah lautan, Nabi Isa yang menghidupkan orang mati, dan sebagainya. Semua tidak bisa ditiru umatnya masing-masing. Tapi al-Qur'an memang istimewa. Inilah mukjizat yang masih bisa dirasakan dan manfaatnya diperoleh umat Nabi Muhammad hingga akhir zaman.
Teks yang ada dalam kurung adalah paragrap yang diterjemahkan secara langsung dari "An-Nurul Mubin Fi Mahabbati Sayyidil Mursalin", karya KH. M. Hasyim Asy'ari. Mohon maaf apabila ada terjemahan yang tidak tepat.
WAllahu A'lam Bisshawab
Terimakasih Mas Muhammad Zainul Arifin, Ustadz Enceng, Pak Yon dan jamaah Mushalla al-Fattah Jedong, Tambaksari, Surabaya.
Tidak ada komentar: